BSIP JATIM TERIMA KUNJUNGAN PIMPINAN DPRD KOTA MALANG
Malang, 25 November 2024 - Dalam rangka kegiatan fasilitasi tugas pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang untuk memperoleh informasi terkait "Peran dan Fungsi Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian dalan Mendukung Pertanian Berkelanjutan di Kota Malang", BSIP Jawa menerima kunjungan pimpinan DPRD Kota Malang yaitu Trio Agus Purwono, S.TP dan H. Abdurrochman, SH. Bertempat di Ruang Rapat Kepala Balai, rombongan diterima oleh Ka Subbag TU (Putu Bagus Daroini, SP, M.Si), Ketua Tim Kerja Program dan Evaluasi (Dr. Gunawan, M.Si),Ketua TKDSIP (Rika Asnita, SP, M.Sc), Ketua KJF (Abu Bakar, S.Pt, MM) an LO Kab Malang (Sri Zunaini Sa'adah, SP).
"Kami sampaikan selamat datang kepada Bapak pimpinan DPRD Kota Malang di BSIP Jawa Timur. Perlu kami sampaikan bahwa BSIP Jawa Timur merupakan salah satu UPT BSIP Kementerian Pertanian di Jawa Timur", sambut Ka Subbag Tata Usaha BSIP Jawa Timur, Putu Bagus Daroini, SP, M.Si.
Selanjutnya dilaksanakan pemaparan profil BSIP Jawa Timur oleh Ketua Tim Program dan Evaluasi, Dr. Gunawan, M.Si. BSIP Jawa Timur mempunyai tugas untuk melaksanakan penerapan dan diseminasi standar instrumen pertanian spesifik lokasi. Dalam pelaksanaan tupoksinya BSIP Jawa Timur didukung dengan berbagai macam fasilitas, mulai dari laboratorium, UPBS, Peternakan Ayam KUB, dan Kebun Percobaan. Selain menyampaikan profil secara umum, beliau juga memaparkan kegiatan teknis yang dilakukan BSIP Jawa Timur di TA 2024 antara lain ICARE, Identifikasi Standar Instrumen Pertanian Spesifik Lokasi Tanaman Pangan Komoditas Padi, Pendampingan Pengujian Penerapan Standar Instrumen Pertanian, dan Produksi Benih Padi 26 Ton.
Memasuki sesi diskusi pimpinan DPRD Kota Malang yaitu H. Abdurrochman, SH menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan lahan pertanian. Hal serupa juga disampaikan oleh Trio Agus Purwono, S.TP. Beliau menyampaikan bahwa problem di Kota Malang khususnya di bidang pertanian adalah keterbatasan lahan, tenaga kerja mahal, regenerasi petani, dan keterbatasan pupuk. Untuk menghadapi tantangan tersebut diperlukan pengembangan teknologi yang sekiranya bisa diterapkan di lingkungan perkotaan.